0


Kerinduan Letda Aulia R Asyhadi terhadap orangtuanya tak terbendung. Setelah tiba di Dermaga Armatim, dia langsung memeluk ayah dan ibunya. Bahkan, Letda Aulia langsung menyuapi ayahnya nasi goreng.








Leta Aulia adalah salah satu anggota Satuan Tugas (Satgas) Maritim Task Force (MTF) Kontingen Garuda (Konga) XXVIII – H/UNIFIL yang dikirimkan tugas ke Lebanon pada misi perdamaian PBB tahun lalu.

Pada Selasa (6/9/2016), ia dan 106 prajurit lainnya tiba di Dermaga Armatim.

Anak ketiga dari empat bersaudara ini terlihat sangat senang bisa kembali ke Surabaya dalam keadaan sehat baik fisik maupun rohaninya.



Saat diberi kesempatan bertemu dengan keluarga, alumni Akademi Angkatan Laut (AAL) 2014 ini langsung menghampiri kedua orangtuanya, Rudi Zadid (62) dan Sri Harini (55) yang duduk di bangku.

Aulia tampak senang memeluk kedua orang tuanya. Wajahnya pun sangat berseri. Kedua orangtuanya terlihat bangga melihat anaknya pulang dengan selamat dalam misi menjaga perdamaian dan membela negara Indonesia di Lebanon.

Tidak lama bercengkrama, Aulia langsung berjalan menuju meja makan. Ia mengambilkan sepiring nasi goreng dan kembali ke kursi kedua orangtuanya.

Ternyata, Aulia mengambilkan makanan untuk sang ayah. Ayahnya memang sudah lama tidak bisa berjalan karena mengalami stroke.

“Hal yang membuat saya kangen di Lebanon ya orangtua. Momen menyuapi ayah ini yang sangat luar biasa,” katanya sembari menyuapi sang ayah.



Penyayang keluarga



Pria kelahiran tahun 1992 ini mengaku rutin menyuapi ayahnya jika ada waktu dan kesempatan di rumah. Ia tetap berusaha seimbang antara tugasnya sebagai seorang prajurit dan orang tua.



Setiap hari libur, ia memilih di rumah bersama orangtuanya.

“Ayah ini kan susah kalau mau makan, karena otot motoriknya sudah lemah. Makanya perlu dibantu untuk makannya,” terangnya.

Sedang sang ibu, Sri Harini, mengakui bahwa Aulia ini merupakan tipikal anak penyanyang orangtuanya. Ia mengatakan, sikap penyanyang kepada orangtua ini sudah terlihat sejak kecil



Biasanya kan anak dekatnya kalau tidak sama ayahnya ya ibunya. Tapi kalau Aulia itu bisa dekat sama semuanya. Sama saya dekat, sama ayahnya pun juga dekat. Apapun yang dialaminya selalu diceritakan ke orangtuanya,” ujarnya.

Sri mengaku awalnya memang tidak tegas melepas Aulia berangkat ke Lebanon. Namun, itu merupakan sebuah tugas dan amanah negara yang dipercayakan kepada anak ketiganya ini.

Ia mengaku bangga dengan anaknya yang terlibat dalam misi menjaga perdamaian dunia di Lebanon.

“Selama setahun terakhir pikiran saya tidak tenang. Anak saya di sana kondisinya bagaimana, bisa adaptasi atau tidak, macem-macem lah pokoknya. Tapi saya tetap mendoakan yang terbaik buatnya,” jelasnya.

Rutin komunikasi

Dia mengatakan, selama setahun ini, ia selalu komunikasi rutin dengan anaknya. Menurutnya, hampir setiap hari ia video call dengan sang anak.

“Tapi kalau pas sinyalnya tidak ada ya susah. Tapi setidaknya adavideo call dan mendengar suara Aulia itu membuat hati saya tenang dan adem. Dia di Lebanon loh saya khawatir banget,” tuturnya.

Pangarmatim Laksda TNI Darwanto mengatakan, pasukan yang dikirimkan ke Lebanon kali ini berhasil menjalankan dua pilar dari PBB sekaligus.

Pertama, satgas ini ikut menjaga stabilitas keamanan dari tindakan ilegal penyelundupan senjata, dan sebagainya. Kedua, ikut menjalankan pilar memberikan pelatihan ke prajurit TNI AL.

“Saya sangat bangga dengan satgas kali ini, terima kasih sudah melaksanakan tugas dengan baik dan bisa sejajar dengan negara lain yang notabene memiliki kekuatan perang yang luar biasa. Selamat datang di Indonesia dengan selamat,” tutupnya.




Source link

Posting Komentar

 
Top